post-title

Apa bedanya hiporefleksia dan hiperefleksia?

Pernahkah Anda mendengar istilah hiporefleksia dan hiperefleksia sebelumnya? Dua kondisi tersebut adalah gangguan otot yang memengaruhi perkembangan motorik✨ si kecil. Mari kita kenali lebih dalam dua kondisi tersebut.


Hiporefleksia dan hiperefleksia

🙋Apa yang dimaksud dengan hiporefleksia?

Hiporefleksia merupakan kondisi ketika otot kurang responsif dengan rangsangan. Sedangkan arefleksia merupakan kondisi ketika otot tidak merespon sama sekali😞 pada rangsangan.

❓Lalu, apa itu hiperefleksia?

Hiperefleksia merupakan kondisi ketika tubuh menunjukkan refleks yang berlebihan pada rangsangan. Hiperefleksia biasanya banyak dialami oleh anak yang mengalami sindrom Guillain-Barre, multiple sclerosis, atau memiliki cedera otak🧠 atau kepala.


Apa penyebab hiporefleksia dan hiperefleksia?

⚡Penyebab anak mengalami hiporefleksia

Kerusakan neuron motorik pada sistem saraf pusat anak menyebabkan anak mengalami hiporefleksia. Hal ini karena neuron motorik berperan dalam mengirim sinyal dari otak pada seluruh tubuh untuk menghasilkan gerak🦵 otot.

✍🏻Penyebab dari hiperefleksia

Kondisi hiperefleksia menyebabkan gangguan pada fungsi saraf parasimpatis dan simpatik yang membuat sistem saraf otonom parasimpatis tidak dapat efektif menghentikan reaksinya✨ saat sistem saraf otonom simpatik bereaksi berlebihan pada rangsangan.


Ciri-ciri yang ditimbulkan hiporefleksia dan hiperefleksia

☁️Ciri anak mengalami hiporefleksia

Gejala hiporefleksia muncul dengan bertahap. Seiring waktu, anak akan memperlihatkan gejala kelemahan otot. Anak dengan hiporefleksia yang mengalami ALS biasanya juga akan mengalami penurunan dalam kemampuan berbicara👄. Anak dengan hiporefleksia yang mengalami CIDP akan mengalami gejala kesemutan dan mati rasa pada kaki dan lengan.

💡Ciri anak dengan hiperefleksia

Gejala dari hiperefleksia di antaranya adalah anak mengalami pusing, hidung tersumbat, kemerahan pada kulit, kejang otot, kebingungan, ketakutan, dilatasi pupil👀, detak jantung lambat atau tidak teratur. Hiperefleksia dapat berbahaya jika tidak segera ditangani dan dapat menyebabkan gagal jantung, perdarahan retina, edema paru, hingga stroke.